Tips Membuat Foto Lebih Tajam – Mendapatkan foto digital yang tajam adalah sesuatu yang paling diinginkan oleh setiap fotografer namun foto yang bersih dan tajam kadang sulit untuk peroleh karena salah dalam mensetting kamera ataupun kesalahan saat memotret. Kesalahan yang paling sering terjadi adalah

 

Tidak Fokus


Hal ini mungkin akibat dari fokus pada bagian yang salah pada objek, terlalu dekat objek sehingga tidak fokus, kesalahan memilih aperture yang menghasilkan kedalaman foto yang sempit (angka f kecil) atau mengambil foto terlalu cepat tanpa memeriksa terlebih dahulu di jendela bidik.

 

Objek yang bergerak


bentuk lain dari foto yang blur adalah mengambil objek yang bergerak dengan menggunakan shutter speed lambat.

 

Goyangan Kamera
Goyangan kamera biasanya berasal dari pergerakan fotografer itu sendiri ketika mengambil foto sehingga menghasilkan foto yang blur.

 

Noise

Pada foto banyak ditemukan bintik-bintik dari piksel gambar, biasanya berasal dari kesalahan dalam pengaturan ISO, semakin besar ISO tingkat noise nya juga semakin besar.

 

Berikut Tips Membuat Foto Lebih Tajam :

1. Pegang kamera dengan benar pada saat memotret

Kebanyakan blur pada foto disebabkan karena kamera yang goyang ketika memotret. Cara terbaik untuk mengatasi kamera goyang adalah dengan menggunakan tripod, tetapi tripod tidak praktis untuk dibawa karena ukuran yang lumayan makan tempat, cara praktisnya adalah memegang kamera dengan benar.

 

2. Gunakan tripop


Untuk pemotretan shutter speed rendah, penggunaan tripod sangat membantu dalam mengatasi kamera yang goyang pada saat memotret meskipun penggunaanya tidak praktis akan tetapi foto yang dihasilkan lebih tajam dan lebuh bagus.

 

3. Pilih Shutter Speed yang tepat

Hal pertama yang ada dalam pikiran untuk mendapatkan foto yang tajam adalah memilih Shutter Speed yang tepat dalam pemotretan. Semakin cepat Shutter Speed yang dipilih maka foto yang didapat semakin tajam dan terhindar dari blur akibat kamera goyang atau subyek yang goyang. Berikut aturan pemilihan Shutter Speed:
– jika focal length lensa 50mm, jangan memotret dengan Shutter Speed lebih lambat dari 1/60 detik.
– jika focal length lensa 100mm, gunakan shutter speed 1/125 detik atau lebih cepat.
– jika focal length lensa 200mm, gunakan shutter speed 1/250 detik atau lebih cepat.

 

4. Pilih Aperture (Diafragma) sesuai dengan kebutuhan

Aperture mempunyai efek terhadap kedalaman fokus suatu foto (depth of field), menaikan nilai f (memperkecil aperture) akan memberikan kedalaman fokus yang sama baik objek yang jauh maupun dekat. Sebaliknya jika mengecilkan nilai f (memperbesar aperture) memberikan kedalaman fokus yang sempit dimana latar belakang (background) dan latar depan (foreground) mempunyai fokus yang berbeda. Perlu diingat semakin kecil aperture yang digunakan, semakin lama Shutter Speed yang diperlukan dan tentu saja untuk objek yang bergerak sulit didapatkan fokus yang sama.

 

5. Hindari ISO yang tinggi

Unsur ketiga dari segitiga eksposure adalah ISO yang berpengaruh langsung terhadap noise. Jika ISO lebih besar maka shutter speed yang digunakan dapat lebih cepat dan aperture lebih kecil (nilai f besar), tetapi ISO terlalu tinggi menyebabkan noise sehingga foto tidak tajam.

 

6. Menggunakan lensa dan kamera yang memiliki fitur Image Stabilisation

Banyak kamera dan lensa saat ini dilengkapi dengan memiliki fitur Image Stabilisation yang dapat membantu mengurangi dampak goyangan kamera ketika memotret sehingga foto yang dihasilkan dapat lebih tajam. Perlu diingat bahwa IS hanya membantu menstabilkan pergerakan kamera bukan menstabilkan pergerakan objek.

 

7. Manfaatkan fokus

Teknik paling umum untuk mendapatkan foto yang tajam adalah dengan memanfaatkan fokus dari lensa. Kebanyakan pengguna selalu menggunakan fitur Auto Focus untuk memotret, jangan menganggap bahwa kamera selalu dapat fokus terhadap objek. Jika menggunakan AF, cek ulang secara visual apakah objek yang diinginkan sudah dalam fokus atau belum. Jika tidak yakin dengan Auto Focus, gunakan manual fokus dengan cara memutar ring fokus hingga mendapatkan fokus pada objek, hal ini sangat membantu dalam memotret dengan menggunakan Aperture yang besar (nilai f kecil).

8. Lakukan pemotretan pada sweet spot lensa yang digunakan
Sweet spot merupakan aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam dan masing-masing lensa mempunyai sweet spot yang berbeda, untuk itu kenali dan pelajari sweet spot lensa yang digunakan agar menghasilkan foto yang tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6.

Share This