Potret Kehidupan Fotografer Dunia Dalam 'THE SALT OF THE EARTH'
THE SALT OF THE EARTH/ Sony Picture Classics

Merdeka.com – Kategori Best Documentary Feature Oscars 2015 kali ini benar-benar memanjakan para pecinta fotografi. Selain FINDING VIVIAN MAIER, ada lagi satu film dokumenter yang wajib ditonton, berjudul THE SALT OF THE EARTH.

Film biopik yang disutradarai Wim Wenders ini menceritakan sosok fotografer kelas dunia asal Brazil bernama Sebastiao Salgado. Karya-karya foto jurnalistik kontemporernya tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Karyanya sungguh sempurna.

Selama hampir 40 tahun, ia menjelajah dunia dan mengabadikan momen penting yang membuat hatinya teriris. Kelaparan, konflik, dan eksodus mewarnai karya-karyanya. Ia mengatakan jika manusia adalah ras yang paling banyak melakukan kekerasan, dibuktikan dengan banyaknya perang yang harus kita hadapi.

Dilansir LA Times, Setelah mengabadikan aksi genosida di Rwanda dan Kongo pada 1990, ia memilih berhenti menjadi fotografer spesialis konflik. “My soul was sick. I no longer believed in anything, in any salvation for the human species (Jiwa saya sakit. Saya sudah tak percaya lagi terhadap apapun. Apalagi terhadap keselamatan umat manusia),” ungkapnya.

Kini ia menyebut dirinya sendiri sebagai fotografer sosial. Ia dan istrinya mendirikan Instituto Terra, organisasi yang peduli terhadap penggundulan hutan. Mr. Salgado juga mendedikasikan dirinya kepada alam melalui karya terbarunya berjudul Genesis.

Sang sutradara, Wim Wenders berkolaborasi dengan Juliano Salgado, putra Mr. Salgado. Mereka ingin menyampaikan bagaimana seorang fotografer dunia memandang karya-karyanya dan bagaimana karya-karya tersebut mampu mengubah hidupnya. Worth to be seen!

Sumber : 

Share This