Optimasi landscape dengan HDR – HDR telah lama menjadi tren dan sangat banyak digunakan untuk optimasi gambar terutama landscape. HDR/ high Dynamic range merupakan penggabungan beberapa gambar dengan exposure berbeda untuk mendapatkan satu gambar dengan pencahayaan yang seimbang. Kamera memiliki dynamic range yang terbatas, berbeda dengan mata manusia yang sempurna. Disinilah peran HDR untuk melengkapi kekurangan tersebut agar gambar lebih nyaman dipandang mata.
HDR yang baik adalah menampilkan kesan natural dan tidak berlebihan. Saat ini memang masih sering diperdebatkan penggunaan HDR disisi manipulasi gambar. Namun satu hal yang pasti HDR bisa mengisi kekurangan dynamic range pada sensor kamera. Untuk menghasilkan satu gambar diperlukan 2/3 buah gambar dengan pencahayaan berbeda. Kita akan mengambil keuntungan dari setiap gambar misal 1 gambar over exposure akan diambil bagian daratan, atau satu gambar under exposure akan diambil bagian langit dan 1 gambar balance sebagai tolak ukur.
Tidak perlu menggunakan software khusus HDR, karena dengan Adobe photoshop sudah cukup bahkan penggunaannya lebih fleksibel dalam hal kostumisasi.
1. Persiapan
Fotografi apapun pasti membutuhkan persiapan, termasuk juga landscape. Pemahaman akan letak dan pencahayaan lokasi, serta persiapan peralatan sebelum momen berlangsung akan meningkatkan potensi mendapatkan gambar lebih menarik. Faktor cuaca juga perlu diperhatikan seperti langit mendung atau cerah serta persiapan bilamana hujan terjadi untuk melindungi kamera. Tripod merupakan peralatan wajib karena untuk menghindari blur saat penggunaan shutter speed lambat. jika tidak ada kabel release bisa menyiasti dengan penggunaan self timer agar tidak terjadi getaran.
2. Auto bracketing atau shutter speed berbeda
Untuk menghasilkan 3 gambar dengan pencahayaan berbeda terdapat 2 pilihan yakni penggunaan auto bracketing atau memotret dengan shutter speed berbeda. Pilihan pertama akan sangat mudah karena kita tinggal melakukan setting dengan mode auto bracketting dan dengan 1x jepret akan dihasilkan 3 gambar berbeda. Pilihan kedua adalah menggunakan shutter speed berbeda misal 1/150, 1/500 dan 1/1000 sehingga dihasilkan 3 gambar dengan exposure berbeda. Penggunaan ISO rendah sangat disarankan dan ukuran aperture tidak boleh berubah.
3. Amati ghosting
Dengan shutter speed lambat potensi ghosting akan mudah tercipta. Sebut saja awan yang bergerak cepat, atau hewan liar dan dedaunan yang beterbangan. Lebih baik menghindari benda bergerak atau bisa menunggu agar benda tersebut diam.
4. Gunakan setting manual
Setting manual sangat diperlukan agar setiap parameter kamera tetap, seperti aperture, focal length, white balance, ISO dll. Jika gambar yang dihasilkan berbeda antara satu dan lainnya maka tidak akan dihasilkan gambar yang baik.
5. Berikan sentuhan akhir
Setelah proses penggabungan gambar selesai masih dibutuhkan sentuhan akhir seperti cropping, menghilangkan benda mengganggu atau sedikit menajamkan warna. Ingat untuk tidak melakukannya secara berlebihan.
Sumber : askthephotographer
Sewa Kamera DSLR Canon Jogja | Sewa Kamera DSLR Nikon Jogja | Sewa Lensa Canon Jogja | Sewa Lensa Nikon Jogja | Sewa Lensa Canon Murah Jogja | Sewa Lensa Nikon Murah Jogja | Sewa Lensa Tele Murah | Sewa GoPro Murah Jogja | Sewa Aksesoris Videografi Murah Jogja | Sewa Kamera DSLR Murah Jogja | Sewa DSLR Murah Jogja
Komentar Terbaru