Menilai Karakter Seseorang dari Foto SelfieIlustrasi selfie (Thinkstock/gpointstudio) | , CNN Indonesia

Selfie kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Akui saja, di akun media sosial Anda, pasti ada beberapa foto selfie di dalamnya. Berbagai gaya foto selfie pun dilakukan, mulai ekspresi wajah lucu, seksi, cantik, seram, menakutkan bahkan gaya mulut bebek.

Menurut Huffington Post, foto selfie bisa menjadi salah satu parameter yang mengungkapkan jati diri Anda ke teman-teman maya Anda. Secara tak langsung, unggahan foto selfie menggambarkan bahwa Anda mencari perhatian dan pengakuan dari orang lain.

“Selfie sekarang ini menjadi salah satu cara yang bisa diterima untuk berkomunikasi,” kata psikolog Diana Parkinson dikutip dari Stylist. “Ini adalah versi modern setelah komunikasi online. Ini tentang bagaimana kita memproyeksikan diri. Manusia selalu melakukan ini sejak dulu, misalnya dengan lukisan gua atau foto diri untuk menegaskan kembali identitasnya. Ini adalah sebuah evolusi alami.”

Secara psikologis, gambar foto selfie Anda menunjukkan banyak dimensi kepribadian, karakter dan esensi Anda sebagai seorang manusia. Foto ini juga memberikan cara pandang tertentu yang mengungkapkan banyak sisi diri.

Suka atau tidak suka, sebuah foto bisa bicara banyak hal. Gambar diri yang diunggah akan membentuk persepsi dan opini tentang Anda, entah benar atau salah. Jangan kaget kalau dalam kenyataannya, teman-teman dunia maya Anda punya pendapat yang berbeda tentang Anda.

Namun kalau dipikir-pikir lagi, apa sebenarnya tujuan Anda berfoto selfie? Apa yang Anda inginkan dari unggahan foto diri ini? Apakah ingin menunjukkan kecantikan wajah, membuat sensasi, sekadar ingin menuai banyak likes dari teman di media sosial, atau karena ingin membuat orang lain cemburu?

Pertanyaan lainnya, poin apa yang ingin diberikan lewat selfie? Atau tepatnya apa pesan yang ingin Anda sampaikan kepada teman dari foto selfie Anda?

“Kalau kita terus-terusan menampilkan apa yang kita miliki, ini berarti selfie yang Anda buat lahir dari rasa tidak aman dan kebutuhan untuk diakui seseorang,” katanya. Selfie diakui juga untuk mewakili cara atau hal yang diinginkan, atau cara ideal yang harus dilihat orang lain tentang Anda.

Ada banyak gaya yang biasanya digunakan saat selfie, yang paling populer adalah gaya duck face dan sparrow face. Selain itu, selfie biasanya dilakukan dengan gaya sedang minum, saat di gym, di restoran, bangun tidur ataupun saat sedang sedih. Parahnya, kini semakin banyak orang yang berani untuk melakukan foto selfie dengan gaya yang sedikit berlebihan, misalnya telanjang, atau terlalu banyak mengekspos bagian yang seharusnya tertutup.

Psikoterapis Dr Aaron Balick mengatakan gambar diri ini bisa bercerita tentang kepribadian diri yang tertekan, ingin terlihat sempurna, sampai ke arah eksibisionis.

“Selfie semuanya adalah tentang cara mengontrol diri dan bagian dari manajemen reputasi diri. Lewat selfie, Anda melakukan branding terhadap diri sendiri dengan cara tertentu. Oleh karenanya perhatikan sampai sejauh mana Anda harus mengontrol atas gambar publik tersebut. Jangan lepas kendali jika tak ingin orang punya komentar dan pandangan negatif tentang Anda,” kata Balick menyarankan.

Share This