Ilustrasi gantung diri (GettyImages/ fergregory)
 
Kisah Tragis Para Pecandu Selfie dan Media Sosial  — Facebook, Twitter, Instagram, atau Path, itu adalah fenomena media sosial yang tidak dapat dihindari dalam perkembangan teknologi yang kian maju. Namun, apa yang terjadi jika manusia tidak memanfaatkannya dengan bijaksana?

Lebih dari kecanduan, bahkan berakhir dengan kisah-kisah tragis seperti mencoba bunuh diri. Kisah-kisah berikut akan membuka mata Anda untuk memanfaatkan teknologi media sosial dengan lebih arif. Sebab di tangan Anda teknologi bisa menjadikan Anda orang yang sekadar narsis atau eksis secara positif.

 

1. Pecandu Selfie Mencoba Bunuh Diri Saat Fotonya Tak Sempurna

Pecandu Selfie Mencoba Bunuh Diri Saat Fotonya Tak Sempurna

Seorang remaja terobsesi untuk mengambil foto selfie yang sempurna. Saat foto tak sempurna baginya, dia mencoba bunuh diri. Danny Bowman (19) setiap hari menghabiskan waktunya selama sepuluh jam mengambil 200 jepretan foto diri lewat iPhone. 

Dia putus sekolah dan pergi dari rumah selama enam bulan. Danny kehilangan bobot tubuhnya demi hasil lebih baik di kameranya. Tak satu orang pun bisa menghentikan Danny, termasuk orang tuanya. Dia malah jadi lebih agresif saat kedua orang tuanya mencoba menghentikannya.

Agar lepas dari obsesi tersebut, Danny menegak obat hingga overdosis. Namun, dia berhasil diselamatkan oleh ibunya.

Remaja itu kini diakui sebagai pecandu foto selfie pertama di Inggris. Dia tengah berjuang kembali ke kehidupan normal dengan terapi intensif mengobati kecanduan teknologi, OCD dan Body Dysmorphic Disorder, atau kecemasan berlebihan tentang penampilan pribadi.

Danny mengaku, “Saya terus-menerus melakukan selfie sampai sempurna. Ketika sadar tidak bisa saya merasa lebih baik mati. Saya kehilangan teman-teman, pendidikan, kesehatan, dan hampir hidup saya.”

Danny bukan satu-satunya orang di dunia yang terobsesi dengan telepon pintar dan sosial media. Jumlah kasusnya bertambah banyak. Psikiater di rumah sakit di mana Danny dirawat mengungkap bahwa ketergantungan terhadap foto selfie menjangkit sangat luas, selfie pun diakui sebagai gejala penyakit mental.

“Kasus Danny sangat ekstrem,” kata David Veal, dokter yang kliniknya telah menyapih iPhone remaja laki-laki itu seperti dilansir dalam laman The Guardian. “Ini masalah kesehatan mental dengan tingkat bunuh diri yang sangat tinggi.”

Kegilaan foto selfie melanda media sosial dalam lima tahun terakhir. Para bintang, politisi, bahkan Paus Francis telah menaruh foot mereka di dunia maya. Tahun lalu, Kamus Inggris Oxford menamakan selfie sebagai kata terpopuler di tahun tersebut. Frekuensi penggunaan kata tersebut meningkat 17 ribu persen dalam 12 bulan.

Danny hanya satu dari jutaan orang yang terjebak dalam kegilaan tersebut. Dia memposting foto selfie-nya di Facebook saat berusia 15 tahun.

“Orang-orang mengomentari foto saya, tetapi komentar anak-anak bisa sangat kejam. Mereka bilang hidung saya terlalu besar untuk wajah saya,” ucap Danny.

“Saya dibuat melayang saat seseorang menulis hal bagus, tapi patah hati ketika mereka menulis hal buruk.”

Danny sebetulnya berambisi sebagai model. Dia melakukan seleksi model di sebuah agency pada 2011. “Mereka bilang, bentuk tubuh saya tepat sebagai model. Saya sangat malu,” kata Danny mengingat pengalamannya.

Danny bercerita, setelah pulang ke rumah, dia berdiri di depan cermin, lalu mengambil fotonya. “Saya tidak suka jadi saya ambil foto lain.”

Tanpa disadari dia telah mengambil sekitar 30 jepretan foto. Itu menjadi awal kecanduannya sekitar dua tahun yang lalu. Dalam dua minggu, 80 foto selfie diambilnya, kecanduan selfie membuatnya meninggalkan bangku sekolah, sampai akhirnya di dia dirujuk ke Rumah Sakit Maudsley di kota London, Inggris.

2. Bunuh diri karena kecanduan media sosial

Bunuh diri karena kecanduan media sosial

Danny bukan satu-satunya orang yang mengalami masalah akibat kecanduan mengunggah foto selfie di media sosial. Ada kisah lain dari orang-orang yang mengalami kecanduan media sosial.

Tallulah Wilson (15) menciptakan karakter online dirinya untuk melarikan diri dari kenyataan. Dia tewas bunuh diri di lintasan kereta api di stasiun St Pancras, Inggris, pada Oktober 2013, setelah sang ibu menemukan alter egonya.

Saat ibu yang berduka itu menyerahkan bukti pemeriksaan, dia mengatakan putrinya telah menjadi pecandu internet dan kian lama jadi tak terkendali. “Saya bertanya kenapa dia tidak ingin menjadi Tallulah, dan dia hanya berkata saya tidak mengerti,” kata ibu balerina remaja tersebut seperti dilansir laman The Telegraph.

“Dia mengatakan bahwa dia memiliki 18 ribu orang yang mencintainya di dunia online. Dia juga berkata, pada akhirnya dia bahagia karena dia pikir dia tidak bisa memiliki teman-teman di dunia nyata.”

Ibu balerina berbakat itu juga mengatakan, “Saya tidak bisa menghentikan dia, saya telah mengubah password, saya melakukan semua yang saya bisa untuk menghentikan dia mengakses orang-orang ini.”

3. Gantung diri karena obsesi media sosial

Gantung diri karena obsesi media sosial

Februari 2014 silam, seorang perempuan India yang dimarahi oleh orang tuanya karena terobsesi Facebook berakhir dengan gantung diri di kipas angin langit-langit rumahnya.

Sushma Goswami (24) baru saja mengenal Facebook beberapa bulan, tapi sosial media tersebut dengan cepat membuatnya kecanduan. Adiknya pun lalu mengikuti kebiasaannya tersebut. Orang tua mereka naik pitam lantaran mereka jadi mengabaikan pekerjaan rumah gara-gara menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer.

Meskipun masing-masing bersaudara itu memiliki lebih dari seribu teman di Facebook, tapi mereka lebih mirip pertapa dalam kehidupan sosial, di samping kesibukan belajar.

Menyusul pertengkaran hebat dengan orang tuanya, Gaswami mengunci diri di kamar, dan ditemukan tewas tergantung di langit-langit kamarnya. – ( Windratie, CNN Indonesia )

 

 

 

——————————————————————————————————————————————————————————————–

| sewa rental kamera jogja | sewa rental lensa jogja | Sewa SteadycamJogja | Sewa Wildcat Jogja | Sewa Flycam Jogja | Sewa Flash Kamera Jogja  | sewa rental aksesoris jogja | sewa rental slider jogja | sewa rental rig jogja | sewa rental tripod jogja | sewa rental portal jib jogja | sewa rental crane jogja | Sewa Kamera Jogja | Sewa Lensa Jogja | Sewa Properti Jogja | Sewa Kamera Murah | Sewa Lensa Murah | Sewa CF Extreem Jogja | Sewa SD Extreem Jogja | sewa baterai lpe 8 jogja | sewa baterai lpe 6 jogja | sewa remote release jogja | sewa converter lens jogja |sewa canon speedlite jogja | sewa yongnuo speedlite jogja | sewa lampu studio jogja | sewa reflector jogja | sewa lighting starlight jogja |sewa steadycam wildcat jogja | sewa slider varavon jogja | sewa mogopod ifootage jogja | sewa monopod jogja | sewa gladecam jogja | sewa tripod e-image jogja | sewa tripod victory jogja | sewa tripod takara jogja | sewa tripod libec jogja | sewa tripod kamera | sewa dolly track jogja | sewa tiltjib jogja | sewa audio recorder jogja sewa microfone rode jogja | sewa clipon synthesizer jogja | sewa monitor liliput jogja | sewa fluidhead jogja | sewa DSLR Kamera RIG jogja | sewa circle dolly slider jogja | sewa LED  Light Camtree jogja | Led Light Camtree 600 watt | Sewa Aputure Amaran LED AL 528 W Jogja |

Share This