Kisah di Balik Perburuan Foto Hantu a la Ghost Photography
Moksa Hutasoit – detikNews
Jakarta – Memburu foto hantu sangat jauh berbeda dengan foto jurnalistik atau model. Tentunya ada kisah-kisah di balik setiap perburuan foto penampakan itu.
Sudah lebih dari 15 tempat berpenghuni hantu yang Ghost Photography Community (GPC) datangi sejak berdiri 2013 lalu. Dan masing-masing lokasi ada tingkat keangkerannya sendiri.
Menurut Ketua GPC Mickey Oxcygentri, ada sebuah gedung peninggalan Belanda di Bogor yang dianggap paling angker dibanding lokasi lainnya. Dengan alasan tidak etis, Mickey menolak nama gedung itu ditampilkan ke publik.
Beberapa kali, kata Mickey, hantu-hantu tersebut seperti berlomba menampilkan dirinya kepada tim. Namun tidak semua penampakan itu bisa dijepret oleh kamera.
Dosen Sosiologi Komunikasi di D3 Fisipol UI ini bersyukur belum pernah ada tim nya yang kesurupan saat hunting foto hantu. Padahal tidak sekalipun mereka menggunakan jasa paranormal setiap beraksi.
“Palingan cuma pusing-pusing doang, sama pegel atau berat di pundak. Cuma sebentar, setelah itu normal lagi,” kata Mickey Oxcygentri saat berbincang di sekretariat GPC yang baru di Depok Timur, Jawa Barat, Selasa (16/9/2014).
Awal melakukan perburuan ini, tentu saja perasaan takut dan khawatir tidak bisa lepas begitu saja. Namun rasa penasaran seringkali mengalahkan segalanya.
Salah satu anggota tim awalnya juga begitu takut saat ikut berburu foto hantu. Namun setelah beberapa kali ikut, dia malah ketagihan.
Mickey menolak jika kegiatan ini disebut erat dengan klenik. Dia ingin membuktikan, hantu itu bisa dideteksi dengan teknologi yang dimiliki manusia. Selain itu, keberadaan hantu juga bukan untuk ditakuti.
“Intinya sama-sama saling menghargai saja,” kata pria yang ingin ghost photography bisa jadi genre baru dalam dunia fotografi ini.
Komentar Terbaru