Kauman adalah sebuah Kampung JOGJA  yang terletak di kelurahan Ngupasan yang terletak di kecamatan Gondomanan, Yogyakarta, di selatan Malioboro dan di utara Kraton Nyayogyakarta. Sebelah utara kampung ini dibatasi Jalan K.H.A.Dahlan, sebelah selatan dibatasi Jalan Kauman, sebelah timur dengan batas Jalan Pekapalan dan Jalan Trikora, sementara di sebelah barat dibatasi Jalan Nyai Ahmad Dahlan atau dulu dikenal dengan Jalan Gerjen.

http://i2.wp.com/images.detik.com/content/2012/07/23/1383/120420_kauman1.jpg?w=1080

Di kampung Kauman ini terletak Masjid Gede yang terkenal. Lapangan masjid ini selalu digunakan untuk acara tahunangrebekan pada setiap penyelenggaraan Sekaten oleh pihak Kraton Yogyakarta. Dahulu merupakan tempat tinggal para abdi dalem pametakan atau Penghulu kraton yaitu abdi dalem/pegawai kraton yang mengurusi bidang keagamaan Islam di lingkungan Kraton Ngayogyakarta hadiningrat

http://i0.wp.com/jogjapolitika.com/wp-content/uploads/2014/06/kauman1.jpg?w=1080

Kauman Yogyakarta dikenal sebagai basis dari organisasi Islam Muhammadiyah, karena di kampung inilah Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan. Selain K.H.Ahmad Dahlan, tokoh lain yang berasal dari kampung Kauman adalah Ki Bagus Hadikusuma, Nyai Ahmad Dahlan atau Siti Walidah, KH Fahriuddin, KH Badawi, KH Fakih, dll Selain itu tempat ini juga merupakan komunitas terbesar bagi keturunan Arab di Daerah Istimewa Yogyakarta.

 

  • Pecinan

Persisnya adalah di ujung selatan Jalan Malioboro yakni di sepanjang kanan dan kiri Jalan A Yani (dulunya bernama Jalan Pecinan). Menilik pada sejarahnya, berkembangnya kampung Pecinan agaknya memang tak lepas dari keberadaan Pasar Bringharjo yang menjadi pasar tradisional tertua sekaligus terbesar di Jogja.

http://i2.wp.com/jogjabiz.com/wp-content/uploads/2012/05/penjor.jpg?w=1080

Orang-orang China yang dikenal sebagai pedagang-pedagang andal, dulunya banyak yang bertempat tinggal dan beraktivitas di sekitar pasar tersebut. Kawasan ini menjadi saksi sejarah dimulainya kesuksesan pedagang China di Yogyakarta. Sampai sekarang, bila datang ke kawasan ini, masih banyak dijumpai toko dan kios bersejarah yang berusia puluhan tahun dengan corak bangunan-bangunan tua.

Pemerintah Kota Jogja telah menetapkan kawasan ini sebagai kawasan Pecinan yang akan dikembangkan terus menerus. Bangunan-bangunan di kawasan ini akan dibuat berarsitektur Tionghoa, sementara bangunan berarsitektur Tionghoa yang masih ada akan tetap dipertahankan.

Lokasi

Kampung-kampung di sebelah kiri dan kanan Jalan A Yani. Meliputi Pajeksan, Ketandan dan Beskalanhttp://i0.wp.com/3.bp.blogspot.com/-gNpuvRNMAvU/Teln2jfhgUI/AAAAAAAAADQ/fDeQF2ZvxQM/s640/peta+cina+final.jpg?w=1080

Transportasi

Lokasi ini sangat mudah dijangkau oleh transportasi umum. Karena lokasinya berada di sekitar Kawasan Malioboro, yang menjadi pusat kota.

Tips
Ingin menikmati dan merasakan atmosfer China di kampung ini, maka ada baiknya Anda melewatkjan waktu secara cukup. Siang hari anda bisa melihat suasana kampung berikut hiruk pikuk kegiatan niaganya. Sedangkan malam hari bisa berburu kuliner khas pecinan. Suasana Pecinan belakangan memang memudar seiring dengan gempuran budaya modern. Hal inilah yang mendorong berbagai pihak mengupayakan langkah-langkah pelestarian. Saat ke kawasan ini, jangan lupa menyiapkan kamera untuk mengabadikan. Banyak sekali sudut bangunan yang menarik untuk latar berfoto ria.

 

http://i0.wp.com/petawisata.co.id/images/2014/05/pecinan-ketandan-yogyakarta-peta-wisata.jpg?w=1080

Sebelum anda mengunjungi kampung yang ada di atas anda wajib membawa kamera ke tempat itu. Nah jika kamu masih belum mempunyai kamera atau kamera kamu ketinggal di rumah kamu bisa sewa kamera dan lensa di Titikfokus kamera

Share This