DAILY MAIL Dalam karya fotografi von Holleben ini, anak-anak terlihat berpose unik seperti melawan gravitasi, entah mereka seperti tengah terbang, bergelantungan di dahan pohon, dan mengangkat puluhan temannya.

Di tangan fotografer Jerman, Jan von Holleben (37), dunia anak-anak diinterpretasikan dengan ide kreatif yang cenderung mustahil tapi berakhir dengan perwujudan yang jenaka, ceria, dan berbeda.

Von Holleben ingin membuktikan bahwa segalanya adalah mungkin, maka dari itu dia menuangkan sejumlah ide “gila” dalam proyek pemotretan dunia anak yang penuh tawa, canda, dan kebahagiaan.

Sejumlah anak berusia tiga hingga 11 tahun diabadikan dalam sebuah latar serta nuansa menyenangkan, seperti dalam bus sekolah, pesta ulangtahun sahabat, dan pesta buah di dalam kelas. Hasil karya van Holleben kental menampilkan cakrawala dalam fase tumbuh kembang anak yang sarat mimpi serta cita cinta.

DAILY MAIL Dalam karya fotografi von Holleben ini, anak-anak terlihat berpose unik seperti melawan gravitasi, entah mereka seperti tengah terbang, bergelantungan di dahan pohon, dan mengangkat puluhan temannya.

Dalam masing-masing karya fotografi von Holleben, anak-anak terlihat berpose unik seolah melawan gravitasi, entah mereka seperti tengah terbang, bergelantungan di dahan pohon, dan mengangkat puluhan temannya. Hal ini memang menjadi keistimewaan Van Holleben.

Sebelum sesi pemotretan van Holleben mengaku perlu berjam-jam membuat sketsa dan mempersiapkan properti foto di lantai. Lalu, untuk melengkapi seluruh seri dari 25 sesi foto, dia memerlukan waktu selama 10 bulan.

“Tiap sesi foto, memerlukan waktu puluhan menit atau satu jam untuk menata latarbelakang.  Sebenarnya itu kembali pada kerumitan dan kebutuhan seni. Kami bekerjasama untuk berbagi ide kreativitas mengenai petualangan, kegembiraan sehari-hari, sesuatu yang ingin kami pamerkan, dengan cara menceritakannya dalam perjalanan yang dikemas dalam foto yang baik.” ujar van Holleben.

Untuk mengedepankan kesederhaan anak-anak, van Holleben pun menggunakan properti foto yang terbilang biasa dan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Ada celana panjang coklat yang berubah wujud menjadi pohon, dasi yang bertransformasi bak buntut monyet, kain terpal plastik warna biru, dan masih banyak lainnya.

“Keseluruhan proyek ini berjalan sangat menyenangkan. Semua menjadi sangat sibuk dan hiruk pikuk ketika anak-anak mulai berbaring di gambar. Namun ini bukan proyek yang mudah,” imbuhnya.

Jumlah gambar untuk pengaturan sangat sulit dan melelahkan. Ini benar-benar mendorongku sampai ke batas puncak kreativitas, baik secara fisik maupun mental. Namun setiap sesi sangat menyenangkan dan aku menyukai foto-foto ini karena ingin membuktikan pada anak-anak bahwa tidak ada mimpi yang terlalu mustahil, semuanya bisa menjadi realitas,” pungkasnya.

Sumber :Dailymail
Penulis :Silvita Agmasari
Editor :Syafrina Syaaf
Share This