Memiliki pekerjaan yang sesuai dengan hobi tentu menjadi impian bagi semua orang. Bagi Anda pecinta dunia fotografi fashion, ulasan berikut ini bisa menjadi peluang untuk menghasilkan uang dengan cara yang menyenangkan.
Setelah selesai acara fashion show, segerombol fotografer sudah menunggu di luar dan berharap dapat mengambil gambar dari bintang-bintang terkenal ataupun insan-insan fashion ternama yang tampil dengan berbagai macam gaya busana.
Para fotografer tersebut tidak semua berasal dari media. Di antara mereka ada pula para streetstyle fotografer. Streetstyle fotografer adalah seorang fotografer yang bekerja secara independen. Biasanya para fotografer tersebut mengambil gambar untuk blog pribadi yang dimiliki.
Sebagaimana dilansir dari situs fashionista.com, Jumat (14/3/14), jumlah fotografer streetstyle bertambah setiap tahunnya. Hal ini menjadi menarik mengingat kerasnya industri fotografi fashion yang penuh dengan bakat-bakat yang sudah lebih dulu mapan.
Tampaknya fenomena streetstyle fotografi kini bukan hanya sekedar hobi. Dengan ketekunan yang lebih, kegiatan ini bisa menjadi hal yang lebih menguntungkan secara finansial. Yang diperlukan oleh para fotografer street style adalah berpikir selain tentang blog.
Banyak media memiliki rubrik khusus tentang streetstyle. Media-media tersebut bersedia membayar sejumlah uang yang tak sedikit untuk menjaring foto-foto dari para fotografer streetstyle. Menurut seorang editor foto di sebuah media, majalah sekelas Harper’s Bazaar atau Elle akan membayar jasa seorang fotografer streetstyle berpengalaman dengan tarif US$ 30.000 (sekitar Rp 341 juta) untuk pemotretan selama satu musim.
Fotografer streetstyle yang belum banyak pengalaman akan dibayar oleh majalah-majalah fashion besar dengan tarif US$ 12.000 (sekitar Rp 136 juta) untuk pemotretan selama satu bulan. Akan tetapi perlu diingat bahwa para fotografer tersebut harus menanggung sendiri biaya tiket pesawat, hotel, dan makan selama ia dipekerjakan.
Dengan tanggungan ini, imbalan yang terbilang rendah dari beberapa media, sepereti majalah Conde Nast yang hanya membayar fotografer streetstyle sejumlah US$ 6000 (sekitar Rp 68 juta), tentu akan menjadi pertimbangan sendiri untuk mengambil pekerjaan ini. Untuk mengatasi imbalan yang rendah ini, biasanya para fotografer streetstyle akan mengambil pekerjaan sampingan dari klien-klien lain.
Ketika seorang editor mengunjungi sebuah blog dan menemukan foto yang ingin digunakan olehnya secara online maupun cetak, fotografer dapat menentukan tarif untuk tiap foto. Contohnya, seorang fotografer streetstyle yang sudah dikenal dapat menarik biaya sebanyak US$ 75 (sekitar Rp 853 ribu) untuk digunakan secara online dan US$ 250 (sekitar Rp 2.8 juta) untuk digunakan di media cetak.
Fotografer streetstyle pemula biasanya dibayar lebih rendah, yakni US$ 100 (sekitar Rp 1.1 juta) untuk tiap foto yang digunakan di media cetak. Jika sudah ada foto yang diterbitkan baik secara maupun cetak, nama seorang fotografer street style tentu akan lebih dikenal dan kesempatan untuk bekerja sama dengan media menjadi lebih terbuka.
Yang penting untuk diperhatikan bila ingin menjadi fotografer streetstyle adalah membuat diri dikenali oleh publik dan media. Salah satu cara yang baik untuk membuat diri lebih dikenal adalah dengan mengirimkan portofolio dan link foto kepada editor-editor foto di media-media. Tergiurkah Anda untuk menjadi fotografer streetstyle?
Komentar Terbaru