89 Fotografer dari 12 Negara Berpameran di Galeri NasionalPembukaan pameran City of Waves (CNNIndonesia/Vega Probo)

Indonesia adalah negeri kepulauan terbesar di dunia. Geliat kehidupan bahari menjadi daya tarik tersendiri bagi sejumlah fotografer. Mereka merekamnya dalam rangkaian imaji yang dipamerkan di The Jakarta International Photo Summit (JIPS) 2014 di Galeri Nasional, Jakarta.

Pameran fotografi yang mengusung tema City of Waves ini dibuka tadi malam (5/12) oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah RI Anies Baswedan. Hingga tiga pekan mendatang (28/12), dipamerkan sekitar 300 foto karya 89 fotografer dari 12 negara.

JIPS diadakan tiga tahun sekali. Sebelumnya mengangkat tema City of Hope (2007), dan berikutnya City of Interaction (2010). Kali ini City of Waves, sebagaimana disebut dalam rilis pers, menampilkan “keindahan bahari, juga bencana yang ditimbulkan dari murka bahari.”

“Negara kita adalah negara maritim. Untuk menyadarkan hal ini, diperlukan kerja kolektif lintas sektor,” kata Anies. A picture can tell a thousand world. Anies percaya, City of Waves mampu mengungkapkan banyak hal sekaligus membangkitkan kesadaran itu dalam ekspresi yang kreatif.

Demi menyiapkan pameran ini, kurator Oscar Motuloh, Rizki A. Zaelani dan Asikin Hasan, mengurasi lebih dari seribu foto dan memilih sepertiga di antaranya. “Melihat pameran ini, pengunjung seolah-olah melihat samudera dengan anak-anak sungainya,” kata Oscar.

“Samudera” yang dimaksud, merujuk ruang utama di Galeri Nasional yang berukuran besar, sementara “anak-anak sungai” tak lain ruang-ruang berukuran kecil, seperti ruang pamer C dan koridor. Jadi melihat pameran ini tak ubahnya melihat tradisi maritim universal, seperti rumah betang.

Sebagian foto yang dipamerkan, dihasilkan dari ekspedisi-ekspedisi Harian Kompas, kelompok pencinta alam Wanadri dan komunitas fotografi. Sejumlah fotografer andal yang berpartisipasi, antara lain Eddy Hasbi, Edy Purnomo, Lasti Kurnia, Jay Subiyakto, Yori Antar, Reynold Sumayku.

Sebagian lagi dari fotografer mancanegara: Selandia Baru, Australia, Spanyol, Inggris, Italia, Amerika Serikat, Rusia, Peru, Chili, Belanda dan Swiss. Di antaranya, Jake Price, Corey Arnold, Craig Golding, Juan Manuel Castro Prieto, Oleg Klimov.

“Kawasan pesisir memang sangat vibrant,” kata fotografer keturunan Italia, Mimi Mollica, yang menampilkan foto-foto hitam putih kawasan pesisir Brasil, hasil jepretannya era 2003 dan 2005. “Orang Brazil selalu tersenyum dan punya cara untuk merayakan hidup. Joy of life.

Sementara itu, fotografer lokal Feri Latief yang menampilkan foto-foto Muara Jambi mengatakan, pameran foto berdaya membuat suatu kawasan dikenal luas, sekaligus “menyadarkan kita tentang peranan laut sebagai penghubung kota-kota di pedalaman dengan kota-kota lain di seberang lautan.”

Menurut kurator Asikin, foto-foto Muara Jambi ditempatkan di bagian depan galeri untuk mengilas balik kejayaan bahari Nusantara pada masa silam. Mengingat di sini ditemukan candi dan sejumlah bangunan bersejarah yang ditengarai reruntuhan Kerajaan Sriwijaya.

“Momentum pameran ini menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya generasi baru, untuk bisa meyakini jati diri kita sebagai bangsa yang berada di kepulauan,” kata Kepala Galeri Nasional Tubagus “Andre” Sukmana seraya  mengajak segenap pihak untuk bersama-sama memelihara dan memberdayakan ranah bahari kita.

Senada dengan itu, Oscar pun mengingatkan, risiko bencana yang suatu ketika bisa mencederai rumah budaya bahari kita. Untuk itu, kita harus menjaga dan melestarikannya. Anies juga mengajak hadirin, terutama kalangan pers, untuk menyebarluaskan kabar pameran ini demi membangkitkan kesadaran banyak orang tentang negeri bahari.

, CNN Indonesia

Share This