Diancam “Smartphone Zoom”, Apa Akal Canon?

Penulis: Oik Yusuf 

                                                                                                   Oik Yusuf/KompasTekno
Suasana Canon Photo Marathon 2014 di area Plaza Barat Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (25/10/2014).

Fitur zoom optis selama ini menjadi monopoli kamera digital. Tapi, belakangan muncul pula smartphone berkamera yang melengkapi diri dengan fituroptical zoom.
Keberadaan smartphone jenis itu menghadirkan pilihan praktis bagi pengguna yang tak mau repot membawa dua perangkat (kamera dan smartphone) sekedar untuk mendapat kemampuan zoom.

Bagaimana tanggapan pemain di pasar kamera digital mengenai hal tersebut?

PT Datascrip selaku distributor eksklusif produk-produk kamera Canon di Indonesia ternyata masih belum menganggap smartphone dengan lensa zoom sebagai ancaman.

Division Manager Canon Image Communication Product PT Datascrip Sintra Wong, misalnya, mengatakan bahwa kemampuan zoom smartphone masih berada selangkah di belakang kamera digital dalam hal kualitas, dikarenakan faktor perbedaan lensa dan sensor.

“Kalau soal zooming yang memadai itu ya masih kamera digital,” kata Sintra ketika dijumpai di sela-sela acara Canon PhotoMarathon 2014 di Jakarta, Sabtu (25/10/2014).

Sintra menjelaskan bahwa saat ini belum ada banyak jenis smartphone dengan lensa zoom. Harganya pun, menurut dia, masih relatif mahal.

Kendati demikian Sintra mengaku bahwa Canon tetap melakukan langkah-langkah tertentu untuk menyiasati gempuran smartphone yang menggerus pasar kamera kamera digital. Misalnya dengan memfokuskan diri ke jenis-jenis produk yang memiliki kegunaan spesifik.

Sintra mencontohkan kamera saku Canon seri D yang anti air, seri SX yang memiliki rentang zoom panjang hingga 20x, dan seri G yang menawarkan fitur premium mendekati DSLR.

“Itu semua tidak bisa disediakan oleh smartphone,” ujar Sintra.

Di samping itu, Sintra mengatakan bahwa pihaknya turut menggenjot penjualan kamera digital dengan harga murah di bawah Rp 1 juta. Jenis ini disebutnya masih memiliki pasar besar di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

“Misalnya saja, seri Ixus 145 yang dihargai kurang dari Rp 1 juta, kualitas fotonya sudah bagus. Smartphone dengan harga sebanding belum bisa dapat yang kameranya bagus,” tandas Sintra.

Editor: Wicak Hidayat
Share This